Modify Profile

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Amira

Pages: [1] 2 3 ... 41
1
Short Fanfic / Re: ~ HAPPILY EVER AFTER ~ Part 5-a (update 24-10-2012)
« on: October 28, 2012, 07:52:18 pm »
wooowwwwww updete juga ahirnya kak 
ryu kenapa sih kau selalu ngilang tanpa pamit??
keiko ama kataro baru taurasaaaaa [whip] [whip] [whip] [whip]
itu yang datang siapa yaaaa kak ryu kah????
 hahaaaha tingkyuuuuuu kakak updetanya 
si BAG SCANDAL nya di tunggu juga yaaaaaaa Emoticons0424 Emoticons0424 Emoticons0424 Emoticons0424 Emoticons0424

 [smiley] jadi malu nih, saking cepatnya ya update... mianhae

Keiko ama kotaro..?? mau banget kotaronya  [clap] [clap]...
yang datang yah  [chin] [chin] ? yang jelas masih ada hubungannya dengan Ryu... tunggu aja dikit lagi selesai, rencana mau post semua kemaren tapi endingnya bakal gantung jadi aku cut aja & dibikin ending memuaskanlah.

BS rencana sih habis yang ini mau dilanjutkan kemaren sudah buanyak ide buat terusannya smoga aja gak lari tuh ide & ilham yah  [hmff] [hmff]

2
Short Fanfic / Re: ~ HAPPILY EVER AFTER ~ Part 5-a (update 24-10-2012)
« on: October 28, 2012, 07:46:10 pm »
akhirnya update juga sekian lama nunggu, makasih eonni.

baru beberpa saat menikmati kebersamaan eh... kesedihan lagi yang di alami keiko,  si ryu kenapa seh... pergi selalu tanpa pamit ?? kalau kaya gini engga salah keiko donk klau jadi benci sama dia ^_^ , di tunggu neztnya eonni yg looong

Hai Imah, mianhae baru bisa update lagi

Kepergian Ryu yang tanpa pamit itu ada sebabnya, di part berikut akan ketahuan... tunggu aja smoga gak lama hehehe



3
Short Fanfic / Re: ~ HAPPILY EVER AFTER ~ Part 5a (update 24-10-2012)
« on: October 24, 2012, 08:46:51 pm »
Chapter 5-A

Keceriaan dan kegembiraan yang jelas terpancar di wajah Keiko membuat Kotaro jadi uring-uringan apalagi setelah tahu penyebab dari semua itu adalah Ryu. Dalam hati Kotaro yang paling dalam jelas merasa sangat bahagia melihat Keiko kembali seperti semula meskipun resiko hatinya tercabik-cabik tapi ia juga tidak tega dan sangat marah jika Keiko dikecewakan lagi oleh Ryu.

Sore itu Keiko mengajak Ryu mampir ke toko ibunya, baru saja keiko masuk dan menyapa ibunya, matanya menangkap sosok seorang lelaki yang mengintip dari kaca di depan toko membuat wajahnya pucat dan cepat-cepat bersembunyi dan meminta ibunya menemui pemuda yang ada di depan toko.

“Ada apa sih Kei..?” Ibu yang di dorong oleh Keiko dari bawah meja tempat kasir hanya menggelengkan kepala dan menuruti keinginan anaknya dengan tanda tanya besar di dalam kepalanya menangkap kegelisahan anaknya.

5 menit kemudian ibunya kembali dengan wajah yang cemberut.

“Ma….mamaaa..” Keiko berbisik dan berusaha menarik perhatian ibunya dengan menarik-narik celananya tapi ibunya bergeming.

“Ma…apa dia sudah pergi ?” Keiko hanya mendapati wajah ibunya yang berkerut di dahi dan membuang muka.

Keiko ke luar dari persembunyiannya dan mengintip hati-hati ke luar, melihat sudah tidak ada siapa-siapa ia menarik napas lega tapi melihat ibunya yang masih cemberut ia jadi tidak enak hati.

“Maa…maaf sudah membuat mama berbohong…maafin Kei ya ma…” Keiko mendekati ibunya dan meraih telapak tangannya. “Mamaaa…” Keiko menampilkan wajah yang memelas hingga membuat ibunya tidak bisa tidak memperdulikannya.

“Kau…dasar…” ibu menarik hidung Keiko dengan gemas… “Ada apa sih sampai mama harus berbohong terus sama pemuda itu, kasihan lho Kei…ia terlihat sangat putus asa waktu mama bilang kamu sudah meninggal..”

“Aa…APA..!?” Kei kaget mendengar kata terkahir ibunya.

“Kenapa kamu malah berteriak pada mama sih?…bukan berterima kasih..huh..” Ibu mendengus kesal.

“Maaf ma… Kei kaget aja mama bilang kalau Kei meninggal…apa mama sudah kesal sekali sama Kei sampai mama bilang begitu..” Kei menekuk mukanya hingga seperti terlipat.

Ibu jadi serba salah menanggapinya… “Ah Kei..mama bukan bermaksud begitu hanya tiba-tiba saja kata-kata itu terkeluar dari mulut mama...karena mama pikir dia akan datang lagi jika di bilang kamu lagi pergi atau tinggal di luar kota sementara kamu tidak mau menemui dan seperti melihat hantu saja tiap pemuda itu datang mencarimu..”

Keiko terdiam mendengar kata-kata ibu dan berpikir ulang untuk menemui Takuya dan menjelaskan semuanya tapi ia sudah terlanjur berjanji dengan gadis yang disukai Takuya hingga membuatnya serba salah.

“Maafkan Kei ya ma sudah membuat mama berbohong..” Keiko memeluk ibunya.

“Mama juga minta maaf Kei tapi kamu tidak boleh lari jika ada masalah..” Ibu menepuk pipi Keiko.

“Ahk…Ryu..” Keiko menepuk jidatnya karena telah melupakan tujuannya kesana.

“ Ada apa Kei..?”

“Ah…tidak ada apa-apa ma, nanti saja Kei ceritakan..sekarang Kei harus pergi…” Kei sudah melangkah tapi berbalik lagi.. “Ma, tidak perlu menunggu karena Kei pulangnya mungkin telat.. bye mama..”

Ibu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anaknya yang seperti abg lagi jatuh cinta…jatuh cinta…ibu jadi tersenyum sendiri menatap anaknya yang mencari-cari sesuatu di sela-sela sekat dalam toko.. terdengar suaranya.. “Ryuuu… Ryu kau di mana, ayo kita pergi nanti terlambat..”

Ibu hanya mengernyitkan alisnya dan mengingat-ingat apa putrinya datang tadi bersama seseorang karena setahunya Kei datang sendiri. “Ah..mungkin aku salah lihat atau salah dengar..”

*****

Hari sudah malam ketika Keiko dan Ryu ke luar dari gedung konser musik yang mereka saksikan. Sekarang mereka ada di jalan menuju apartemen Keiko dengan bergandengan tangan dan sambil bercanda.

“Kei, boleh aku bertanya ?”

“Hmmm” Keiko menganggukan kepala dengan bergumam. Sebelah tangan Ryu merangkul bahunya dan tangannya sendiri melingkar di pinggang Ryu.

“Bukankah pemuda tadi sore di toko ibumu itu Takuya Kawami..?”

“Iya, benar.” Keiko menoleh pada Ryu.

“Ada apa Takuya mencarimu..?” Ryu berusaha bersikap setenang mungkin bertolak belakang dengan hatinya.

“Hmmm..itu karena seseorang…” Keiko bimbang antara bercerita atau tidak pada Ryu karena Takuya adalah teman Ryu waktu SMA.

“Seseorang… maksudmu..?” Ryu berusaha mengorek keterangan lebih banyak dari mulut Keiko tapi ia bersikap seolah tidak begitu tertarik.

“Itu…hmm…apa kau sudah bertemu Takuya sebelumnya..?” Keiko bukannya menjawab malah balik bertanya.

“Tidak, aku kehilangan kontak dengan sebagian besar teman-temanku karena mereka juga sudah pada pindah dan tidak bisa menghubungiku karena aku tidak sempat mengabari mereka alamatku di Amerika. Memangnya ada apa dengan Takuya..?”

“Hmm begini…Takuya suka dengan seorang gadis yang sering datang di café tempat Takuya bermain saksofon tapi ia malu untuk mengungkapkan perasaannya karena gadis itu selalu datang dengan kursi rodanya maka Takuya takut gadis tersebut akan salah paham dengan perasaannya lalu minta bantuanku untuk mengetahui latar belakangnya. Suatu hari aku coba untuk bicara dengan gadis tersebut dan setelah itu gadis itu tidak pernah datang lagi ke café tapi 2 minggu kemudian gadis itu mencegatku di jalan menuju café dan mengajakku pergi lalu menceritakan tentang penyakitnya yang harus segera di operasi di luar negeri untuk terakhir kalinya karena penyakit kanker yang dialaminya. Gadis tersebut mengetahui perasaan Takuya dan sangat senang karena ia juga sebenarnya juga menyukainya tapi tidak ingin membuat Takuya patah hati hingga ia tidak ingin Takuya tahu tentang penyakitnya dan berharap jika operasinya berhasil maka ia sendiri nantinya yang akan datang menemui Takuya dan menceritakan semuanya, sementara itu ia terpaksa berbohong pada Takuya kalau ia datang ke café karena suka dengan permainan saksofon Takuya dan tidak punya perasaaan apa-apa tapi Takuya tidak percaya dan bertanya padaku tentang apa yang sudah kami bicarakan. Sudah beberapa kali Takuya bertanya hal yang sama dan kukatakan bahwa apa yang didengarnya dari gadis itu benar tetap saja Takuya tidak percaya dan selalu mencariku seperti renternir…hahh…ia selalu mencariku ke toko sampai ibu kesal dan tadi bilang kalau aku sudah meninggal..” Keiko mendesah setelah mengakhiri ceritanya dan ia menoleh pada Ryu yang badannya sedikit bergetar dengan mulut tertutup satu tangan.

Keiko mendelik kesal pada Ryu yang akhirnya sudah tidak bisa menahan lagi tawanya mendengar kalimat terakhir Keiko, entah apa yang ada dipikirkannya hingga tertawa seperti itu.

“Maaf Kei…” Ryu menahan tawanya “Aku…hanya geli membayangkan wajah Takuya mengetahui kau sudah meninggal karena anak itu penasarannya sangat besar dan memang ia tidak akan berhenti mencari tahu sampai penasarannya terpuaskan, wajar kau dikejarnya seperti renternir mengejar nasabahnya yang bandel..hahaha…opfs..” Ryu cepat menutup mulutnya lagi menyadari pandangan Keiko yang menatapnya tajam dengan raut cemberut.

****

Sudah 2 minggu ini, Keiko mengisi harinya dengan Ryu layaknya sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu hingga setelah ketemu selalu menempel seperti prangko tidak akan lepas kalau tidak dilepas, selalu bersama kecuali Keiko kuliah atau kerja itupun setiap ke luar kampus atau pulang kerja sudah ada Ryu yang menunggu dengan setia.

Seperti hari ini, Ryu sudah menunggu Keiko di depan kampus dan begitu melihat Keiko dari jauh, senyumnya sudah menghias bibirnya dengan indah.

“Hai..! Bagaimana kuliahnya…?” Sapa Ryu begitu Keiko sudah jaraknya dekat dengannya.

“Ba…ik…hhm..” Keiko jadi kikuk karena Ryu langsung melingkarkan lengannya ke pinggang Keiko setelah mereka berdiri sejajar.

“Ada apa…?” Ryu menangkup wajah Keiko melihat wajah pipi gadisnya bersemu merah.

Keiko menundukkan wajahnya karena perbuatan Ryu barusan semakin membuat pipinya terasa panas apalagi beberapa temannya banyak yang memperhatikannya sambil berbisik-bisik dan tertawa.

“Uhmm…Ryu…?” Keiko memanggil pelan kekasihnya dan sedikit ragu setelah mereka sudah menyusuri jalan menuju halte bus.

“Iya..? Ada apa Kei ?”

“Eh..itu…apa kamu besok malam ada kegiatan ?” Keiko sedikit ragu.

“Tidak,…ada apa ?”

“Ehmm..ibu… beliau mengundangmu untuk makan malam..” Keiko melihat Ryu mengerutkan alisnya melanjutkan.. “Eh..itu juga jika kamu tidak keberatan mencicipi masakan ibu…sebenarnya aku keberatan dengan ibu tapi beliau mendesakku dan ingin secepatnya berkenalan denganmu..” Jelas Keiko menekuri jalanan di depan halte bus, ia merasa ibunya ikut campur dengan hubungan mereka yang baru berjalan belum sebulan, bukan berarti ia tidak mau memperkenalkan Ryu pada ibunya tapi ia merasa belum saatnya.

“Jam berapa aku harus datang..?” Ryu bertanya pada Keiko yang masih bergeming menatap jalanan.

“Kei…?” Panggil Ryu dan menyentuh pundak Keiko yang masih menunduk.

“Eh..iya..?” Keiko tergagap mendapati Ryu yang sudah ada didepannya dengan melipat sedikit lututnya.

“Kau kenapa sayang…?” Ryu sudah kembali berdiri di sisi Keiko dan lengannya melingkari bahu Keiko.

“Ti…tidak…aku tidak apa-apa…” Keiko salah tingkah dan pipinya terasa sangat panas pasti wajahnya sudah merah dan debaran didadanya yang terus bergemuruh. Keiko berusaha melepaskan lengan Ryu dari bahunya dengan tidak kentara menjauh tapi usahanya sia-sia karena Ryu malah menurunkan lengannya melingkari pinggang gadis itu dengan erat, Keiko semakin salah tingkah dan mengedarkan pandangan kesekitarnya di mana sudah banyak orang yang menunggu bus namun orang-orang itu hanya mengernyit bingung melihat sikap Keiko yang pipinya memerah.

“Jadi jam berapa kau ingin aku datang ke tempatmu besok malam ?” Tanya Ryu seraya menarik Keiko menuju bus yang sudah berada di depan mereka.

******

Apartement Keiko

Sudah beberapa kali Keiko bolak-balik mematut dirinya di depan cermin dikamarnya, sementara jam sudah menunjukkan 19.15 tapi belum ada tanda-tanda kehadiran Ryu. Ia sudah senang dan gugup dari tadi begitu bel berbunyi dan buru-buru lari ke pintu dan ternyata bukan Ryu tapi tetangga.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 20.35 dan masih belum ada kabar dari Ryu, ibu sudah dari tadi meminta Keiko untuk segera makan malam setelah 2 kali menghangatkan hidangan di meja makan namun Keiko bersikeras menunggu Ryu. Ibu hanya bisa menggelengkan kepala menghadapi sikap putrinya dan ia tidak ingin hubungannya yang damai ini akan bersitegang lagi kalau memaksakan keinginannya pada Keiko.


Keiko terbangun mendengar suara ribut derap kaki dan badannya serasa pegal semua, setelah beberapa menit baru ia sadar kalau semalam karena menunggu Ryu ia tertidur di sofa. Begitu teringat Ryu, ia segera meraih hp yang tergeletak di atas meja dan memencet speed dial 2, beberapa saat kemudian kepalanya menunduk dengan wajah di tekuk, sejak semalam entah sudah berapa kali Keiko berusaha menghubungi Ryu tapi hanya masuk ke mail box dan sekarang malah tidak aktif. Ia jadi khawatir dan cemas memikirkan sesuatu terjadi dengan Ryu.

“Oh, kamu sudah bangun nak..?” Ibu mendekati Keiko setalah meletakkan makanan di atas meja makan.

Keiko hanya menoleh sekilas ke arah suara dan kembali menunduk, ibu duduk di samping Keiko dan membelai kepala Keiko dengan sayang, kemudian memeluk dan mencium puncak kepalanya.

“Berpikir positif Kei…mungkin ia lagi ada sesuatu yang tidak bisa di tinggal sehingga tidak bisa menghubungi kamu…ayoo sayang, jangan seperti itu…” Ibu mengangkat dagu Keiko dan mengusap pipinya yang basah. “Kamu jelek tahu dengan wajah begitu..” bisiknya di telinga Keiko, sementara Keiko hanya tersenyum masam menanggapi gurauan ibunya.

*******

Waktu berputar dengan cepat dan tidak terasa seminggu sudah berlalu tetap tidak ada kabar dari Ryu dan Keiko kembali seperti dulu ketika Ryu pergi tanpa pamit 3 tahun lalu, ia kembali dingin dan tertutup.

Kotaro memperhatikan Keiko yang duduk sambil memandangi layar laptopnya dalam diam, sudah setengah jam lebih Kotaro memperhatikan Keiko seperti itu. Awalnya Kotaro tidak sengaja dan awalnya ia juga heran dengan Keiko seminggu terakhir ini karena walaupun beberapa jam mereka ketemu Keiko selalu ceria tapi kenapa sekarang ia jadi pendiam dan banyak melamun. “Apa terjadi sesuatu dengan Ryu atau mereka pu..” Kotaro menggelengkan kepalanya membayangkan pikiran terakhir, ia bukan lelaki yang menari di atas penderitaan temannya sendiri. 

“Kei…apa kamu sakit..?” Kotaro menepuk pelan bahu Keiko.

Keiko tersentak dan menoleh ke samping di mana Kotaro berdiri menatapnya dengan pandangan penuh tanya.

Keiko hanya menggeleng dan kembali sibuk menatap layar laptop tapi kali ini tangannya juga sibuk menggerakkan Mouse.

Kotaro hanya mengernyitkan alisnya bingung lalu kembali ke kesibukannya semula tapi sebelumnya.

“Oh ya Kei, jika kamu tidak sehat lebih baik istirahat saja…Aku tidak ingin Ryu nanti salah paham kepadaku karena membiarkanmu tetap bekerja.”

Keiko menghentikan aktifitasnya mendengar nama Ryu di sebut, ia melirik jam tangannya lalu meraih tas dan memasukkan laptopnya tanpa mematikannya lebih dulu lalu beranjak pergi.

Kotaro hanya melongo menyaksikan tingkah Keiko. “Apa aku salah bicara..?” pikirnya.

******

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu dan sudah hampir 4 bulan Keiko berusaha melupakan Ryu untuk ke dua kalinya dalam hidupnya. Perasaan Keiko hancur lebur dan menimbulkan berbagai macam pikiran negatif dikepalanya di bandingkan kepergian Ryu yang pertama. 3 tahun lalu Keiko merasa dirinya yang bodoh karena terjebak dalam pikirannya sendiri yang beranggapan kalau Ryu menyukainya dan begitu mengetahui Ryu sudah punya pacar, ia merutuki dirinya yang tidak tanggap akan sekelilingnya dan mudah terperdaya. Sedangkan kali ini ia sudah tahu kalau Ryu menyukai dan mencintainya bahkan mereka sudah beberapa kali berkencan, jadi harapannya untuk bersatu dengan Ryu lebih besar dibandingkan sebelumnya ia tidak punya harapan. Di samping itu ia sudah terbiasa setiap hari bersama dengan Ryu jadi begitu Ryu tidak ada separuh dirinya juga hilang.

Namun sebulan terakhir ini, ia walaupun berat hati dan terpaksa mengkhianati cinta Ryu demi ibunya supaya wanita pertengahan 50 tahun itu tidak cemas dan mengkhawatirkan dirinya terus, ia mau berkencan dengan Kotaro atas permintaan ibunya yang menginginkan Keiko punya pasangan dan pilihan ibunya jatuh pada Kotaro karena ia adalah pemuda yang sudah lama dikenalnya, dan yang penting ia menyukai Keiko.

Di sinilah ia sekarang terjebak dengan keadaan yang membuatnya tidak nyaman, menonton film dengan lelaki yang hanya dianggapnya sebatas teman.

“Bagaimana filmnya Kei..? baguskan …?”

“Iya…filmnya bagus.” Jawab Keiko dengan senyum menghias bibirnya, ia berusaha tersenyum senatural mungkin.

“Benarkan, film ini memang ..bla..bla....” Kotaro menjelaskan panjang lebar tentang film yang mereka tonton namun apa yang dikatakan Kotaro tidak masuk ke otak Keiko tapi ia pura-pura tertarik.

******


Keiko masuk ke dalam setelah Kotaro membukakan pintu, apartmentnya sepi dan setahunya toko mereka tutup dan tadi sore ibunya ada di rumah waktu mereka pamit.

Keiko menuju ruang makan yang gelap dan ketika ia menyalakan lampu, beberapa terompet berbunyi dan kerlap-kerlip potongan kertas bertebaran disekitarnya.

“Selamat ulang tahun putriku...” Ibu langsung memeluk Keiko dan mencium pipinya. Keiko hanya bisa mendelik kesal kepada ibunya yang sudah merencanakan pesta ultahnya walaupun hanya pesta kecil.

“Selamat ulang tahun Kei…” Kotaro menjabat tangan Keiko dan mencium keningnya. Keiko jadi kikuk dengan perlakuan Kotaro, apalagi teman-temannya yang juga bekerja dengan Kotaro menyoraki mereka sembari mengucapkannya selamat ulang tahun yang dibumbui kalimat yang membuat Keiko tersipu malu dan perasaan bersalahnya pada Kotaro dan juga seseorang yang ulang tahunnya sama dengannya.

“Ayo Keiko…make a wish dan tiup lilinnya..” Ibu mendekatkan kue ulang tahun ke Keiko hingga membuyarkan lamunannya.


Keiko dan Kotaro duduk di sofa sembari menonton televisi, selesai perayaan kecil tadi ibu mendorongnya duduk di sofa dan tidak diizinkan membantu membersihkan meja dan mencuci piring sedangkan teman-temannya sudah pulang. Pandangan Keiko ke layar televisi tapi pikirannya entah berada di mana dan ia tidak memperhatikan Kotaro yang duduk gelisah disampingnya antara memberikan sekarang hadiahnya yang terbungkus dalam kotak kecil beledru hitam atau menundanya sehingga benda itu sudah beberapa kali ke luar masuk kantong celananya.

“Keiko…” Setelah lelah bergelut dengan pikirannya sendiri akhirnya Kotaro bertekad memberikan dan menyampaikannya isi hatinya sekarang namun sepertinya Keiko masih asyik dengan dunianya sendiri.

“Kei…Keiko..!”

“Eh ya…?” Keiko tergagap mendapati Kotaro rupanya dari tadi memanggilnya.

“Ada apa Kotaro..?” Keiko menatap Kotaro berusaha fokus dengan apa yang akan dikatakan Kotaro.

“Ehm…” Kotaro diam sejenak lalu menarik nafas panjang menenangkan pikirannya.

“Begini Kei…aaa..a-ku…” Kotaro tegang sekali dan ia kesusahan untuk bicara.

“Iya…ada apa ?” Keiko bersikap tenang padahal ia juga tegang menunggu Kotaro menyelesaikan kalimatnya.

“Aa..a-ku men_…” Perkataan Kotaro diintrupsi oleh bunyi bel yang panjang.

Keiko berdiri hendak membuka pintu tapi di tahan oleh ibunya yang bergegas ke ruang tamu untuk membukakan pintu.


Karena Keiko dan Kotaro berada di ruang keluarga yang membelakangi pintu masuk jadi mereka tidak tahu siapa yang datang. Namun sempat terpikir juga oleh Keiko siapa kira-kira yang bertamu di jam selarut ini di mana jam di idnding menunjukkan pukul 23.05.

Beberapa saat kemudian ibu sudah berdiri di samping Keiko.

“Keiko, ada yang mau bertemu denganmu..”

“Siapa ma..?” Keiko menatap ibunya dan ia menoleh ke ruang tamu tapi tidak ada siapa-siapa di sana.

“Silahkan..” Ibu menggeser posisinya dan seseorang menatap Keiko dengan canggung.

“KAU !”


4
Short Fanfic / Re: ~ HAPPILY EVER AFTER ~ Part 4 (update 07-03-2012)
« on: April 04, 2012, 06:44:59 pm »
Ini kapan update [hmpfh]

sorry sist, masih belum sempat nulis lagi mumet bikin ending harus perlu tenaga extra mikirnya...sabar ya

5
Regular Fanfic / Re: * Bag Scandal * ~Chapter 14 update 290312~
« on: April 01, 2012, 07:57:35 pm »
chp 13 :
hubungan minho and hyesun masih perlu dipertanyakan ya [chin] sptnya, mh belum sepenuhnya sadar perhatiannya ke hs tuh cinta or hanya nafsu, sedgkan hs, kesannya dia masih ragu ama mh, jika perlu menghindarinya sedpt mungkin [heh] [heh] gw rasa, mrk perlu merundingkan masalah2 tsb lebih detail apalagi sekrg orgtua hs, terutama ayahnya, sptnya mulai tdk suka ama mh [sweat]
komplotan si endresky [hmpfh] [hmpfh] sebentar lagi bakal ketangkep ya [laughing]

Mami gomawo sudah baca & komentnya... [weird]
iya, mi sepertinya begitu karena selama ini mh kan kesannya maksa & apa maunya harus dituruti, trus hs sendiri mau aja ngikut maunya mh walaupun "pake syarat" karena ia seperti merasa sudah terikat dengan pertunangan mereka jadi awalnya memang murni karena pertunangan tapi lambat laun karena sudah kerap bersama mulai ada benih2x cinta yg awalnya hanya suka dengan perhatian mh yang kadang kasar & khawatir tapi belum taraf yang cinmat gitu sedangkan mhnya karena napsu awalnya, secara selama ini ia dingin dan gila kerja trus setelah merasai bibir mungil yang belum pernah dia temukan rasanya di wanita or gadis lain maka tertanam di otaknya gimana rasa tubuhnya setelah melihat body hs yang aduhai...*ops bicara apa aku ya*

Yap, betul mi....hs kesannya menghindar karena bingung dengan perasaannya sendiri, seperti tadi kubilang ia melakukan karena kepatutan sebagai cucu yang berbakti untuk menunaikan wasiat orang yang disayanginya, makanya bingung gimana supaya mereka bisa bersatu...

6
Regular Fanfic / Re: * Bag Scandal * ~Chapter 14 update 290312~
« on: April 01, 2012, 07:38:17 pm »
Sista Min Ho sama Hye Sun gak jadi pisah-pisahan sementara
kan??

Jangan dibuat pisah lagi dong sist.. Ntar kasihan gak nikah" thu MH ma HS.. T^T..

Gomawo ya sista buat Updetannya.. ^^
Next Chapny Jangan lama2 ye sist.. :D

Hai Carina, gomawo sudah baca & koment.
Pisah gaknya belum tau sist, lihat di next chap entar gimana kelanjutan mereka...

Next chap gak janji bisa cepat coz sudah mau kelar susah nuangin idenya..so sabar ya

7
Regular Fanfic / Re: * Bag Scandal * ~Chapter 14 update 290312~
« on: March 29, 2012, 08:46:57 pm »
hahahaha...sista lucu deh liat reaksinya MH kalo HS nyebutin Bi pake OPPAAAAA...  [AddEmoticons04220] [AddEmoticons04220] [AddEmoticons04220]

cembokur nih bang...  [AddEmoticons04254] [AddEmoticons04254] [AddEmoticons04254]

sukur deh mereka udah saling terbuka satu sama lain...fiuhhhh..jangan dibikin pisah lagi ya sis..

thank you ya sis Amiraaaa udah update.....  [smiley-gen013] [smiley-gen013] [smiley-gen013] [smiley-gen013]

iya tuh lucu banget, gimana entar klo mereka sama-sama tuk nangkap penjahat pasti kepala mh berasap terus  [rofl] [rofl]

he eh, tapi mh belum cerita baru hs yang cerita, kita lihat entar apakah mh berterus terang or ada yang masih ditutupinya... [chin] [chin]

gomawoyo sist mary atas komentnya..


8
Regular Fanfic / Re: * Bag Scandal * ~Chapter 14 update 290312~
« on: March 29, 2012, 07:14:56 pm »
Keputusan yg diambil Hye untuk berpisah sementara ga jadi kan sista ?
Gomawo udah diupdate…[lovestruck]

Itu ya.... [chin] [chin] gimana ya  [AddEmoticons04269] liat nanti sist tapi klo hs gak nolak di  [kiss] sama mh kita kan bisa menduga ke arah mana selanjutnya.. gomawo sudah baca & komentnya sist younee [weird]


Setuju ma minho masalah harus di hadapi bersama" keputusan hye sun untuk pisah 'sementara' gak jd kan? hahaha minho panggil rain manusia hujan
semoga cepet ketangkep tororis" itu biar gak ganggu hye sun ma minho lg
yap mh sadar ia selalu nuntut hs penuhin maunya tapi gak mikir hs gimana, jadi ia merasa bersalah karena hs telah banyak berkorban untuknya sementara ia gak, jadi ia ambil keputusan itu karena tau hs gak akan bisa dilarang tuk gak turun tangan karena secara gak sadar hs sudah terseret dari awal & dengar cerita hs bikin mh merinding juga dengan kenekatan kekasihnya yg mungil itu so pasti susah tuk melarangnya di samping itu mh  [AddEmoticons04222] [AddEmoticons04222] [AddEmoticons04256] [AddEmoticons04256] gak rela hs berdua-an dengan bi, egonya juga tertantang tuk jaga harta pusakanya (HS)  [horse] [horse] masa sebagai calon lakinya hs ia gak bisa lindungin calon bininya gak lucu kan apa kata dunia. [shock]..

9
Regular Fanfic / Re: * Bag Scandal * ~Chapter 14 update 290312~
« on: March 29, 2012, 06:41:08 pm »
makasih eonni update nya  [lovestruck], waktu baca spoiinya jujur ada rasa sedih  [cry] juga karna hye minta hubungan  mereka putus untuk sementara sampai semuanya jadi tambah tenang, tapi..untungnya Minho bisa dan mampu meluluhkan hati hye yang lagi GALAU *karna suju mau datang  [hmff]* et.. [hmpfh] salah kamsdudnya gara teroris yang mengancam keselamatan mereka  [ohmy] , minho lebih baik menghadapi para teroris  [angry] itu bersama" dari pada harus berpisah dengan hye , karna itu lebih menyakitkan buatnya  [goodgrief] , dan satu lagi aku senanga akhirnya hye menceritakan permasalahan yang sebenarnya tentang CD itu , tuan dan nyonya Lee di buat pusing  [wacko] sama anak semata wayang mereka , padahal baru nyampai di seoul sudah mumet pikiran  [collapse] , di tunggu nextnya , semoga nextnya masalah dengan para teroris  [head break] selesai, kasiaman nafsu Minho sudah membuncah  [drool] , bisa di bayangkan ddari  [kiss] minho ke hye *eonni emoticon bikin  [rofl] , pas bangeet sama keadaan setiap moment ceritanya  [hmff]  [hmff]

Hai imah, gomawo sudah baca & komentnya...

Eh, suju kapan tampil di jakarta, waktu buka twitter rame banget yg lagi bicarain suju, anakku suka bgt ma suju *gara2x emaknya suka denger k-pops anak2xnya ketularan juga...

Iya, mh walopun kesannya maksa tapi sebenarnya karena sayang & cintanya gak mau hs tau gitu juga sebaliknya tapi kita liat ada selanjutnya gimana, apakah hs luluh dengar  [kiss] [kiss] [kiss] nya mh hingga batalin or malah ilfil  [hmff] [hmff] tapi klo gak nolak di  [kiss] artinya  [chin] [chin] ?????  Hface Hface

mh mang dah bikin puyeng ortunya setelah fall in love ke hs but gak bisa berbuat lebih coz abojinya juga dulu begono jadi tau gimana perasaan anaknya  [hmpfh] [hmpfh]

oh gitu ya...emoticonnya pas kirain malah jadi bikin ff ini gak dapat feelnya coz gak bisa lagi nyempilin pict_ sebenarnya bukan gak bisa cuman lemotnya itu loh gak ketulungan bisa2x gak update jadi sebagai gantinya ya kasih emoticon aja cuman awalnya ragu juga pas gak ya...apa malah bikin jelek...

10
Regular Fanfic / Re: * Bag Scandal * ~Chapter 14 update 290312~
« on: March 29, 2012, 05:58:21 am »
Yihaaaa update....  Hface Hface Hface Hface gumawo Onnie  [cheekkiss]

Onnie... baca FF ni jadi  [rofl] [rofl] [rofl] gara2 liat emoticon nya  [rofl] [rofl]
hai vayza, gomawo dah baca...but jadi lucu ya gara2x emoticonnya ..

11
Regular Fanfic / Re: * Bag Scandal * ~Chapter 14 update 290312~
« on: March 29, 2012, 01:53:38 am »

Chapter 14
[/color]




Villa Pulau Jeju

07.30

Mentari mulai bersinar malu-malu mengintip dari kisi-kisi jendela yang tirainya tersingkap.
Kelopak mata Hye Sun mengerjap, kemudian terbuka lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, ruangan itu asing baginya karena seingatnya kamar rumah sakit tidak berwarna kuning cerah dan besar seperti ini serta interior di dalam ruangan itu terkesan mewah dan juga tempat tidur empuk king size itu tidak mungkin ada di rumah sakit kecuali di hotel mewah atau di rumah mewah atau di villa. Hye Sun mencubit lengannya untuk membuktikan ia sedang bermimpi.

“Aaaawwwww.” Hye sun meringis kesakitan  [AddEmoticons04268]dan mengelus lengannya yang merah.

Di luar terdengar langkah kaki yang berlari dengan cepat dan pintu terbuka. Min Ho bergegas mendekati Hye Sun dan menyentuh kepalanya  Emoticons0426, mata Min Ho bergerak dari atas ke bawah memperhatikan Hye Sun dengan cemas.

“Baby, gwencahana….bagian mana yang sakit..?”

Hye Sun salah tingkah diperhatikan sedemikian rupa, ia jadi kikuk  [AddEmoticons04231]. “Ahni, aku tidak apa-apa…aku..aku hanya…”

Hye Sun memperhatikan sekitarnya dan sorot matanya berakhir ke Min Ho. Merasa di tatap dengan kecurigaan oleh tunangannya Min Ho menjauh dari Hye Sun dan berdiri mengalihkan perhatiannya dengan membuka tirai dan pintu ke balkon hingga mentari pagi menembus masuk dan mengisi setiap sudut kamar.

Beberapa saat mereka saling diam dengan pikiran masing-masing, Min Ho bingung bagaimana caranya memulai supaya Hye Sun tidak emosi dan Hye Sun sendiri sudah menyadari bahwa Min Ho bertindak semaunya sendiri tanpa membicarakannya dulu dengannya, ia kesal dengan sifat Min Ho yang satu itu dan berpikir harus segera membicarakan semuanya jika ingin hubungan mereka langgeng.

Hye Sun turun dari tempat tidur dan bermaksud menyusul Min Ho yang semula berdiri di balkon. Ia tidak menyadari Min Ho sudah ada di dekatnya.

“Baby, kita sarapan dulu, setelah itu aku jelaskan semuanya..” Min Ho berkata sembari memegang tangan Hye Sun dengan tatapan lembut  [AddEmoticons04267].

“Baik, tapi bisakah aku membersihkan diri dulu sebentar..?” Sahut Hye Sun datar membalas tatapan Min Ho hingga mereka saling menatap sesaat, ketika Min Ho mendekatkan wajahnya, Hye Sun bergerak menjauh dan masuk ke ruangan kecil yang berpintu kaca buram di sudut ruangan.

“Hhhmmh…” Min Ho  [AddEmoticons04270] mendesah pelan dan terduduk di kasur.

<<>>

Min Ho dan Hye Sun sarapan dalam diam walaupun Min Ho berusaha mengajaknya bicara tapi Hye Sun hanya menjawab dengan hmmm akhirnya Min Ho berhenti bicara dan matanya sesekali melirik Hye Sun yang duduk didepannya.

20 menit kemudian Min Ho membawa Hye Sun ke teras ruang tengah yang menjorok ke luar, dibawahnya tebing yang cukup dalam menghempaskan air laut ke batu-batu terjal dan pemandangan di sana sungguh indah di mana membentang laut luas di depan dan pohon-pohon di terpa sinar matahari pagi berkilauan seperti emas yang berpendar di kiri kanan mereka dan gunung halla yang menjulang tinggi di kejauhan.

Min Ho mendudukkan Hye Sun di kursi santai sementara ia bersandar dipagar membelakangi  pemandangan indah laut.

“Baby, mianhae, jeongmal mianhae…” Min Ho memecah kesunyian, sorot matanya sendu menatap gadis dihadapannya. “Aku tahu kamu pasti marah dan kecewa karena aku membawamu ke mari tapi aku melakukan ini untuk kebaikanmu, dan sebelumnya aku sudah berkonsultasi dengan dokter Jang dan tidak ada masalah dengan kesehatanmu tapi kamu harus di cek 3 hari lagi dan jika semua hasil tes bagus berarti kamu sudah sembuh. Aku juga sudah minta izin ke orang tuamu yang meskipun berat mereka mengizinkan juga.” Min Ho menghela nafas, sebenarnya ada alasan lain ia membawa Hye Sun ke villa di pegunungan ini yang berhubungan dengan orang yang menyebabkan Hye Sun terluka, Mr. Park mendapat info pihak berwajib gagal menangkap mereka dan berhasil kabur dari kejaran polisi tapi ia tidak ingin tunangannya itu khawatir.

“Kita ada di mana …?” Tanya Hye Sun datar kekecewaannya terlihat jelas [AddEmoticons04236].

“Kita ada di villa di pulau Jeju.” Hye Sun menatap Min Ho tak percaya mulutnya sudah terbuka hendak berkata-kata tapi ditutupnya lagi.

“Baby…Aku siap kamu marahi tapi tolong jangan buat dirimu menderita. Keluarkan saja semua yang membebanimu, aku siap menerimanya.” Min Ho  yang merasa Hye Sun terbebani oleh sesuatu yang tidak diketahuinya, walau ia menebak masalah itu berhubungan dengannya tapi ditepisnya.

Setelah menarik nafas panjang dan menghembuskan berulang kali akhirnya Hye Sun membuka mulut.

“Lee Min Ho-Ssi, kita harus berbicara serius tentang kita, aku tidak tahu bagaimana denganmu tapi sebelumnya mianhae, tunggu… [AddEmoticons04277] biarkan aku selesai bicara...bukankah kamu minta aku mengeluarkan uneg-unegku.” Min Ho yang tadi hendak protes dan sudah membuka mulutnya tidak jadi dan kembali diam mendengarkan apa yang akan disampaikan gadis didepannya yang sudah seperti gunung berapi yang siap menyemburkan laharnya dan tidak bisa di tahan lagi.

“Aku tidak bermaksud untuk memutuskan hubungan atau apapun tapi aku ingin kita membicarakan tentang kelanjutan hubungan kita. Aku merasa kita masih sama-sama berusaha menyembunyikan sesuatu dan tidak ingin pasangan kita tahu. Hal seperti itu akan menimbulkan kesalahpahaman di antara kita dan berakibat buruk jika terus berlanjut dalam hubungan keluarga di mana tidak ada kepercayaan. Aku ingin kita jujur dengan diri kita sendiri dan dengan pasangan kita. Aku baru memikirkan ini setelah kamu memilih pilihan yang ke 2, aku akui hal itu di luar dugaanku. Aku mau kita …hmm berpisah untuk sementara.” Tenggorokan Hye Sun serasa tercekat mengatakan kalimat terakhir,  ia mengalihkan pandangan tidak sanggup melihat Min Ho takut perasaannya yang sesungguhnya terbaca oleh lelaki dihadapannya.

 [AddEmoticons04239] Min Ho sendiri serasa di sambar petir di tengah hari terik, dadanya sakit dan seperti ada lubang yang terbuka di hatinya, ia tidak mengira Hye Sun akan memintanya berpisah walau sementara. Hye Sun kelihatan sekali berubah setelah sadar dari komanya dan hal ini sudah ditanyakan pada dokter Jang tapi tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.

“Mianhae Lee Min Ho-Ssi, aku tidak ingin membuatmu menderita karena hal ini juga menyakitkan bagiku tapi ini jalan terbaik bagi kita. Jeongmal mianhae..” Hye Sun berdiri dan membungkukkan badannya kemudian berlalu pergi kekamarnya, sesampainya di kamar ia langsung menelungkupkan wajahnya  [AddEmoticons04241] Emoticons0429 yang penuh air mata ke bantal dan menangis sesenggukan yang sudah lama ditahannya dari mulai bicara dengan Min Ho.

Sedangkan Min Ho yang masih bersandar di pagar teras langsung merosot dari tempatnya dan terduduk di lantai setelah memahami kata-kata Hye Sun terakhir, perpisahan sementara mereka tidak tahu sampai kapan bisa seminggu, sebulan, setahun, ia memukul-mukul dadanya yang terasa sesak dan sulit bernafas, matanya terasa panas dan beberapa bulir air mata menetes di pipi  [AddEmoticons04284].

<<>>

Matahari sudah lama lewat di atas kepala dan waktu sudah mendekati pukul 15.00, Hye Sun belum ke luar dari kamarnya, Min Ho sudah beberapa kali mengetuk pintu kamarnya sejak waktu makan siang tapi tidak di buka dan tidak terdengar suara dari dalam membuat Min Ho khawatir dan hendak mendobraknya tapi akal sehatnya masih menahannya hingga sekarang ia  [AddEmoticons04269] [AddEmoticons04279] mondar mandir berjalan di depan pintu kamar satu-satunya yang ada di villa tersebut, ia tidak mau Hye Sun semakin emosi dengan perbuatannya, dengan membawanya ke mari saja sudah menjadi masalah sekarang baginya.

<<>>

Senja menjelang dan menebarkan kegelapan menerpa villa dan sekitarnya, Hye Sun membuka pintu kamarnya pelan dan melihat ke luar karena tidak mendengar suara apapun dan cahaya hingga langkahnya terhenti ketika kakinya menabrak sesuatu dan setelah diperhatikannya dengan bantuan cahaya dari kamarnya ternyata kaki Min Ho yang melewati sofa tempatnya tertidur. Terlihat gurat keletihan dan kesedihan diwajahnya yang tampan, Hye Sun menggigit bibir bawahnya menahan gejolak di dalam dadanya. Penyesalan menerpanya dan terpikir untuk menarik kembali kata-katanya tapi diabaikannya karena menurutnya hal tersebut yang terbaik bagi mereka berdua sebelum teroris itu tertangkap maka mereka berdua dalam bahaya dan Hye Sun tidak ingin Min Ho menderita karena tidak bisa melindungi dirinya maka ia bermaksud menangkap teroris itu dengan bantuan Bi.

Hye Sun melangkah pelan menuju dapur dan meraba dinding untuk menyalakan lampu di sana. Di atas meja tersaji makanan yang sudah dingin pertanda sudah lama berada di sana. Makanan di atas meja utuh demikian juga dengan tatanan piringnya tidak tersentuh untuk 2 orang. Hye Sun semakin terenyuh menyadari Min Ho melewatkan makan siangnya karena dirinya sementara ia tadi sempat makan roti sepotong yang ada di nakas sebelum minum obat.

Hye Sun melangkah ke meja dapur dan memasukkan makanan ke microwave untuk memanaskan.

“Mian baby, aku tertidur, lebih baik kamu duduk, biar aku yang melanjutkannya.” Rupanya Min Ho sudah bangun dan sudah berada dibelakangnya tanpa disadarinya karena pikirannya entah terbang kemana.

Min Ho dengan gesit mengambil alih apa yang akan dilakukan Hye Sun lalu membimbing Hye Sun duduk di salah satu kursi meja makan, Hye Sun ingin menolak tapi ia tidak punya tenaga untuk membantah di samping itu mungkin kebersamaan mereka yang terakhir jadi ia akan menjalani dan menikmatinya.

Hye Sun terpana mendapati raut muka lelaki terkasihnya, ia tidak mengerti kenapa Min Ho bersikap biasa seperti tidak ada yang terjadi. Dengan ekor matanya diamatinya Min Ho yang sibuk menyiapkan makan malam.

Min Ho menyadari dirinya sedang diperhatikan dengan seksama oleh Hye Sun tapi ia pura-pura tidak tahu dan berusaha bersikap normal seperti biasa walaupun hatinya sakit. Ia bertekad akan menyelesaikan semuanya malam ini sebelum perpisahan itu benar terjadi.


***<<<<>>>***


Bandara Incheon, hangar pribadi

Mr. dan Mrs. Lee turun dari pesawat pribadi mereka di sambut oleh Mr. Park yang menunggu di samping mobil Mercedes benz hitam keluaran terbaru yang pintunya sudah terbuka. Mr. Park membungkuk hormat kepada majikannya lalu mempersilahkan suami istri itu masuk ke mobil sementara sopir sibuk memasukkan travel bag majikannya ke bagasi mobil.

Beberapa saat kemudiam Mercedes benz hitam itu sudah meluncur menyusuri jalan meninggalkan hangar pribadi yang berjejer milik pengusaha-pengusaha terkenal di Seoul.

“Mr. Park, kita langsung ke rumah sakit saja…kamu tidak keberatankan Sonia ?” Kata Minki pada istrinya yang menatapnya heran.

“Ahni, aku malah berencana begitu tapi khawatir kamu lelah yeobo, jadi aku tidak mengatakannya…gomawoyo.” Sahut Sonia yang tersenyum dengan tulus dan di jawab anggukan oleh suaminya.

“Ok..Mr. Park, kita ke rumah sakit tapi jangan lupa mampir ke toko roti tempat biasa dulu sebentar tidak masalahkan..?” Ujar Sonia.

Mr. Park yang mendengarkan obrolan majikannya bingung harus bagaimana menjelaskannya jika majikannya bertanya yang macam-macam tentang kepergian tuan mudanya.

“Mr.Park..!” Panggil Minki melihat sekretarisnya itu tidak bersuara dari tadi seperti ada sesuatu yang sulit dan membebaninya.

“Ne, tu..an.” Sahut Mr. Park gagap ketahuan telah melamun.

 “Ada apa Mr. Park..?” Tanya Minki penasaran karena tidak biasanya orang kepercayaan mereka itu tidak menyahut jika di ajak bicara.

“Apa ini tentang Min Ho ?” Sonia nimbrung dan kekhawatiran tersirat di wajahnya yang lelah menatap Mr. Park yang masih tidak bersuara di jok depan.

“MR. PARK ! SEJAK KAPAN KAMU JADI BISU ?” Sindir Minki  [AddEmoticons04256] dengan nada yang naik beberapa oktaf.

Mr. Park terlonjak dan segera berpaling ke majikannya dan menunduk hormat tanpa menubah posisi duduknya.

“Sosongheo tuan, i…itu…aga..shi … agashi sudah di bawa pulang oleh tuan muda.” Sahut Mr. Park takut-takut.

“Oh jadi Hye Sun sudah boleh pulang, syukurlah .. aku senang mendengarnya tapi … kenapa harus Minki marah dulu baru Mr. Park mengatakannya..?” Kata Sonia bingung menatap suaminya lalu ke sekretaris mereka, Minki juga jadi berpikir terlihat dengan dahinya yang berkerut.

“Mr. Park, saya tidak suka berbelit-belit jadi tolong katakan ada apa sebenarnya..?” Tanya Minki tegas.

“Sosongheo tuan dan nyonya, se..sebenarnya agashi belum boleh pulang tapi tuan muda mendesak dokter untuk mengizinkan agashi pulang dan membawanya pergi tadi malam.” Jawab Mr. Park dengan hati-hati takut salah bicara karena ia sudah berjanji untuk merahasiakan semuanya.

“APA…?!”  [AddEmoticons04240] [AddEmoticons04280]

Ke dua orang yang duduk di jok belakang terperanjat, mereka saling berpandangan lalu menatap ke jok penumpang di depan.

“Pergi…tadi malam…kemana ?” Tanya Sonia heran.

“Sosongheo nyonya, saya tidak tahu kemana tuan muda membawa agashi.” Sahut Mr. Park menundukkan kepalanya, kali ini ia tidak berbohong karena tuan mudanya tidak mengatakan kemana perginya

“Apa kamu tahu alasan Min Ho membawa Hye Sun pergi dari rumah sakit ?” Tanya Minki penasaran, berusaha setenang mungkin walaupun ia geram juga mendengar perilaku Min Ho yang sekehendak hatinya berbuat beberapa minggu terakhir..

“Ahni, saya tidak tahu tuan, mianhae...jeongmal mianhae..”. Mr. Park berusaha wajahnya tidak memperlihatkan emosinya yang tertekan harus berbohong pada majikannya.

“Hhmmh…”  [AddEmoticons04248] Desahan bingung Mr. Lee memikirkan putranya yang berbuat tanpa mendiskusikan dulu kepada orang tuanya membuat mereka cemas dan khawatir akan akibat dari tindakannya yang tanpa pikir panjang.

Sementara itu Sonia yang duduk disampingnya hanya geleng-geleng kepala memikirkan anak semata wayangnya yang sedang jatuh cinta, tiba-tiba teringat sesuatu ketika melihat arlojinya yang melingkar di lengan kiri dan terlonjak serta berseru.

“Oh my God, Minki !”

“Mwo..?”  [AddEmoticons04280]

“Apa mungkin Min Ho membawanya ke Jeju dan tetap melangsungkan pernikahan mereka di sana…karena besokkan rencana hari pernikahan mereka..?” Kata Sonia dengan mata berbinar  [AddEmoticons04259] sekaligus was-was.

“Ahni, bukankah kau bilang Min Ho sendiri yang mempending pernikahan mereka sampai Hye Sun benar-benar sembuh..” Sahut Minki menggelengkan kepalanya, matanya menatap ke jalan yang ramai oleh kendaraan.

“Ne tapi mungkin saja kan Min Ho nekat menikahi Hye Sun tanpa kehadiran orang tuanya…Oh, apa yang harus kita katakan pada Henry dan Mira…Anak itu buat pusing saja..” Kata Sonia membayangkan Henry dan Mira marah pada mereka.

***<<<<>>>***

Villa di Pulau Jeju

1 jam sudah berlalu dari makan malam, sekarang Min Ho dan Hye Sun duduk di sofa di ruang tengah menonton variety show dalam diam, Hye Sun sebenarnya ingin kembali ke kamar stelah makan malam tapi di tahan oleh lelaki yang sekarang duduk di sofa tidak jauh darinya, seperti tadi ia juga tidak kuasa menolaknya, hatinya berkata tidak namun tubuhnya tidak mau menurut.

“Baby…aku menuntut penjelasan.” Ujar Min Ho sembari mengecilkan suara tv terkesan memaksa walaupun diucapkan selembut mungkin.

“Hhmm..” Hye Sun berdehem dan menoleh ke samping di mana Min Ho duduk.

“Aku akan menuruti kemauanmu jika menurutku itu masuk akalku tapi jika tidak aku tidak mau…” Dahi Hye Sun berkerut, ia hendak protes tapi urung dan memutuskan mendengarkan dulu Min Ho meneruskan kata-katanya.

“Bukan hanya kau yang tidak ingin pasangannya menderita, aku juga baby…aku juga tidak ingin kamu terluka dan menderita..” Wajah lelaki disampingnya keruh  [AddEmoticons04255]dan seperti berton-ton batu menghimpitnya dan menindihnya hingga sakitnya tidak terkira.

“…jika kamu pikir dengan berpisah denganku walau itu “sementara” menurutmu, maka aku tidak menderita itu salah…salah besar baby...” Min Ho mengatup bibirnya rapat dan kepalan tangannya makin erat menahan emosi dan kepedihan sebelum melanjutkan meluapkan perasaannya [AddEmoticons04236].

“..jangankan berpisah betulan seperti yang kamu inginkan berpisah karena syarat yang kamu ajukan dulu untuk pernikahan kita saja sudah sangat membuatku menderita dan tersiksa makanya aku memilih opsi ke 2 karena aku merasa jiwaku sudah mati waktu kamu koma baby, aku tidak mau lagi berpisah denganmu dan aku akui … aku orang yang egois mau menang sendiri jadi aku pastikan baby, aku tidak akan melepasmu kecuali aku mati..”  [AddEmoticons04243]

Setelah mengeluarkan perasaannya, Min Ho merasa beban dipundaknya sedikit ringan. Ditatapnya dalam-dalam gadis mungil disampingnya yang menutup mulut dengan satu tangan dan tangan yang lain menahan dadanya yang naik turun dengan cepat. Kemudian didekatinya gadis itu yang membuang muka ke samping menyembunyikan wajahnya, di putarnya tubuhnya menghadap kearahnya, air mata seperti sungai yang mengalir deras dipipinya  Emoticons0429, begitu dilepasnya lengan dari mulutnya maka tangis yang berusaha disembunyikan pun pecah  [AddEmoticons04219]. Min Ho memeluk Hye Sun dan mengelus kepalanya dengan pelan dan hati-hati ketika tersentuh perban di kepala gadis itu.

10 menit berlalu Hye Sun masih menangis walaupun tidak terdengar lagi suara tangisnya  [AddEmoticons04268], entah kenapa ia mengambil keputusan yang baginya sendiri juga merasa berat untuk berpisah dengan Min Ho walaupun itu hanya sementara sampai bahaya menghilang di antara mereka. Perasaannya sungguh tersiksa jika lelaki dipelukannya ini tersiksa, ia juga sebenarnya egois mengambil keputusan sepihak meskipun untuk tujuan kebaikan antara mereka, tidak disadarinya ia juga telah berbuat seperti apa yang telah Min Ho perbuat pada dirinya.

Min Ho melepas pelukannya dan merenggangkan jarak untuk melihat wajah Hye Sun, diangkatnya dagu gadis mungil itu dan disapunya air mata yang masih menetes di pipi dengan bibirnya hingga Hye Sun merasa aliran listrik mulai menjalarinya dan berusaha menghentikan ulah Min Ho tapi tangannya ditahan oleh lelaki itu.

“Baby, mulai sekarang jangan ada lagi air mata kesedihan, kalaupun ada aku harap itu air mata kebahagiaan. Kalaupun kamu ingin menangis maka menangislah dibahuku jangan di bahu orang lain. Sekarang aku masih menuntut penjelasan dari keputusanmu tadi pagi, itu pun jika kamu siap mengatakannya namun aku tidak mau hari berganti tapi kita masih seperti ini.” Min Ho tidak ingin memaksa Hye Sun tapi juga tidak ingin masalah mereka berlarut-larut, sorot matanya yang tajam menatap Hye Sun dalam  [AddEmoticons04258].

Hye Sun mengalihkan wajahnya ke samping tapi ditahan oleh Min Ho hingga mereka saling menatap namun hanya sebentar karena ia menundukkan pandangannya ke bawah.

“Baby, please…kamu sendiri yang mengatakan bahwa kita harus jujur dan saling terbuka tapi kenapa kamu tidak bisa mengatakannya. Aku…aku….” Min Ho  [AddEmoticons04268] tidak bisa melanjutkan kata-katanya kesedihan terpancar dari wajahnya, ia kemudian berdiri lalu berjalan ke jendela dan terdiam di sana membelakangi Hye Sun. Ia tidak ingin perasaannya yang hancur lebur di lihat oleh wanita muda yang sudah merenggutnya dari hiruk pikuk hidupnya yang monoton.

Hye Sun menggelengkan kepala antara berterus terang atau menyembunyikan semuanya, hatinya bimbang apa yang harus dilakukan karena keduanya sama-sama sulit untuk dijalaninya.

“Min Ho-aa, mianhae…jeongmal mianhae, aku tidak tahu bagaimana mengatakannya tapi…semuanya berat juga bagiku…sebenarnya aku…aku melakukan ini demi kamu, aku awalnya tidak tahu …. perasaan yang membuat jantungku berdebar  Emoticons0425 ketika melihatmu tapi sekarang aku tahu hatiku sakit  [AddEmoticons04255] ketika melihatmu sedih dan berbunga-bunga   [AddEmoticons04235] ketika melihatmu bahagia..”

Min Ho membalik tubuhnya dan menatap Hye Sun yang menekori pola-pola karpet didepannya, perasaannya campur aduk antara sedih dan juga senang, senang karena Hye Sun juga menyukainya dan sedih karena mereka akan berpisah.

“...memang benar apa kata orang benci bisa menjadi cinta, dari awal pertemuan kita aku benar-benar benci padamu tapi seiring waktu perasaan itu mulai menghilang dan menjadi kekhawatiran ketika kamu mendapat masalah akibat tas kita yang tertukar. Kamu pasti bingung dan heran kenapa orang itu selalu bertanya dan mencari sesuatu yang kamu tidak tahu. Tentang itu aku…aku bersalah padamu karena tidak mengatakannya dari awal, kamu berhak marah padaku…karena cd itu telah menyeret kita hingga sejauh ini..”

Min Ho awalnya tidak mengerti arah bicara Hye Sun tapi ketika Hye Sun menyinggung soal cd baru ia sadar.

“Kamu tahu tentang cd itu..?” Min Ho masih tidak percaya dengan pendengarannya.

“Ne..” Hye Sun menjawab sembari mengangguk seakan kata-kata saja tidak cukup.

“Da…dari mana…kau tahu..?” Tanya Min Ho tergagap menyadari apa yang telah diketahui oleh kekasihnya.

“Ka…rena aku …me..ne..mu..kannya..” Sahut Hye Sun hati-hati dengan raut bersalah,  wajahnya menunduk seperti orang habis mengaku dosa.

“APA… [AddEmoticons04239].me-ne-mu-kan-nya…jadi…cd itu ada padamu ?” Min Ho sudah berada di samping Hye Sun dan memegang bahunya.

“Ne…” Jawab Hye Sun pelan tidak berani menatap Min Ho.

“Ba…bagai..mana bisa ? Bukankah tas itu terkunci ?”  [AddEmoticons04280]Min Ho teringat kata-kata Hye Sun waktu mereka menukar tas itu. “Oh baby…jangan katakan kau bisa membukanya ?” Min Ho menatap lekat Hye Sun yang masih menyembunyikan wajahnya lalu kepalanya turun naik menjawab pertanyaan Min Ho.

“Oh tidak…” [AddEmoticons04282] Min Ho berdiri membelakangi Hye Sun dengan tangan terkepal di sisi tubuhnya menahan amarah yang mulai bergejolak.

“Ke..na..pa…kenapa tidak kau katakan padaku…aku…akh, sudahlah…sekarang ceritakan tentang cd dan orang-orang  itu, kamu pasti sudah tahu apa isi cd itu dan siapa mereka kan..?” Min Ho  [AddEmoticons04256] marah sekaligus jengkel sekali karena Hye Sun sudah menutupi hal yang membahayakan mereka berdua, ia sudah berbalik lagi, menangkup kepala Hye Sun dengan ke dua tangannya dan menatap tajam ke mata Hye Sun.

Hye Sun memutuskan untuk jujur dan tidak menutupinya lagi sehingga menceritakan semua yang diketahuinya dari Bi tentang cd dan juga komplotan dibelakang cd tersebut, Min Ho mendengarkan dengan seksama penjelasan Hye Sun meskipun ia harus menahan gejolak cemburu setiap kali nama Bi di sebut oleh Hye Sun dengan sebutan Oppa yang terdengar bagai halilintar ditelinganya.

“Lalu bagaimana kamu bisa melepaskan diri dari mereka waktu diculik ?” Tanya Min Ho setelah terdiam beberapa saat menenangkan emosinya lalu ketika membayangkan kekasihnya diikat dan di masukkan ke mobil dengan mulut tersumbat lalu di kurung di ruangan yang gelap membuat darah Min Ho mendidih  [AddEmoticons04256].

Hye Sun  [AddEmoticons04231] tersenyum simpul mengingat dirinya tertidur waktu Sung Min di culik di sangka dirinya.

“Aish…kenapa malah tersenyum begitu…ayo katakan bagaimana kamu bisa lolos dari mereka ..” Min Ho  [AddEmoticons04236] kesal melihat raut Hye Sun.

“Aku tidak melakukan apa-apa  [AddEmoticons04279].” Kata Hye Sun tenang.

“Mwo…?! Ba..bagaimana bisa kamu melarikan diri jika diam saja..?” Min Ho  [AddEmoticons04259] masih bingung memikirkan cara kekasihnya melarikan diri, melihat Hye Sun masih senyam senyum aja darahnya bergejolak.

“YA…katakan bagaimana caranya ?” Min Ho  [AddEmoticons04280] masih penasaran dan menggoncang bahu Hye Sun.
 
 “Aigo…sudah aku katakan aku tidak melakukan apa-apa … karena aku tidak di culik.” Jawaban Hye Sun membuat Min Ho terdiam kaku, mulutnya terbuka lebar  [AddEmoticons04239].

“Mwo…?! Jadi mereka membohongiku.. ? Hanya untuk menekanku…?”  [AddEmoticons04236]

“Tidak, mereka tidak berbohong.”   

“Aish..mereka tidak menculikmu dan juga tidak berbohong padaku kalau kamu di culik…Apa maksudmu..? Aku bingung..” Min Ho mengacak rambutnya karena merasa semua tidak masuk akalnya dan membuatnya pusing  [AddEmoticons04282].

Hye Sun tersenyum memandang Min Ho yang bingung, ia lalu menceritakan dirinya yang berziarah dan tertidur di pondok, ponselnya yang lowbat, lalu pertemuannya dengan ayah Sung Min yang kehilangan anaknya dan sapu tangan yang ditemukannya terus upayanya menyelamatkan Sung Min hingga ia tahu kalau komplotan itu mengancam Min Ho, upayanya mengelabui penjaga untuk menyelamatkan Min Ho dari kertas yang ditemukannya di teras kamar Min Ho sampai usahanya untuk menemui Min Ho dan mengingatkannya tapi tidak berhasil karena keburu Min Ho bertemu dengan komplotan tersebut dan masuk perangkap mereka.

“Oh Baby…mianhae, jeongmal mianhae  [AddEmoticons04264]… kalau aku cepat pergi dan mengikutimu kamu tidak akan sampai terluka parah dan koma, aku bersalah padamu.” Min Ho memeluk Hye Sun dengan erat mengingat kejadian yang menimpa mereka.

“Apa kamu memaafkan aku karena tidak mengatakan tentang cd itu..?” Tanya Hye Sun takut-takut di balik bahu Min Ho.

“Tidak…aku tidak bisa memaafkanmu baby, kecuali…” Kata Min Ho dengan seringai jahil.

“Kecuali apa…?” Tanya Hye Sun penasaran.

“Kecuali kamu membatalkan kata-katamu tadi pagi.” Kata Min Ho tersenyum jahil.

“Itu…itu…aku tidak bisa menariknya..” Hye Sun menunduk memainkan jarinya.

“Aku tahu kenapa kamu ingin berpisah dariku…” Kata Min Ho sendu  [AddEmoticons04269]. “Kamu tidak ingin aku melihatmu berduaan dengan manusia hujan itu kan, karena ia agen yang akan menangkap penjahat itu dan ia lebih bisa melindungimu daripada aku..” Sindir Min Ho  [AddEmoticons04247] sinis dengan tangan yang terkepal erat menatap tajam Hye Sun.

“Mwo…?!” [AddEmoticons04239] Hye Sun terperanjat mendengar tuduhan Min Ho.

“Jadi menurutmu aku tidak bisa melindungimu dan hanya membuatmu menderita, jika aku membiarkan kau pergi maka aku akan bahagia dan tidak menderita…? Apa kamu pikir aku orang yang egois hanya memikirkan diri sendiri ? Dulu waktu kita pertama kali bertemu maka aku dengan senang hati akan menyetujuinya tapi tidak sekarang… karena bagiku sekarang kamu lebih penting daripada diriku sendiri jadi jangan harap hanya kamu berdua yang akan menangkap penjahat itu tanpa diriku disampingmu, sedetik pun aku tidak akan membiarkan kau lepas dari pandanganku Emoticons0431 .” Kata-kata Min Ho meluncur bagai peluru menohok hati Hye Sun dan bersarang di sana tidak akan pernah lepas.

Min Ho setengah berdiri dengan bertumpu pada lutut dihadapan Hye Sun, ia memegang bahunya dan mengangkat dagu Hye Sun hingga mata mereka bertemu, tatapan dalam dari Min Ho membuat Hye Sun kikuk karena debaran jantungnya  Emoticons0425 Emoticons0425 makin cepat.

“Baby … aku tidak akan membiarkan dirimu menghadapi mereka sendirian…ya meskipun ada si manusia hujan itu tapi aku tidak akan membiarkannya…baby, akan kita lawan mereka bersama-sama seperti pepatah bercerai kita runtuh bersatu kita teguh…jadi lupakan semua rencana menjauhkan aku dan kata-kata perpisahan sebelumnya..”

Hye Sun mencari kepastian di dalam mata Min Ho dan ia mendapatkan bukan hanya kepastian tapi keteguhan dari lelaki yang telah menanamkan bibit-bibit cinta dalam hatinya.

Min Ho melanggar jarak antara mereka, jarak itu tinggal 5 cm dengan pandangan sendu dan mata berbinar, semakin dekat, tidak berjarak lagi hingga hidung mereka saling bersentuhan. Hye Sun perlahan menutup matanya dan bibir mereka saling menempel lalu bibir mungil itu dalam sekejap sudah hilang dalam bibir Min Ho yang melumatnya dengan pelan dan dalam  [kiss] [kiss].

***<<<<>>>***

00.30

Di sebuah bar kecil di tengah kota seoul, seorang lelaki tenggelam dalam minuman sejak 30 menit yang lalu, tidak pernah ia merasa habis pikir taktik yang sudah berbulan-bulan mereka pelajari tidak ada efeknya sama sekali. Semua rencana mereka gagal total padahal operasi penyergapan itu menurutnya sudah ditelaah dengan sebaik-baiknya dan di hitung kemungkinan gagal tipis tapi dewi fortuna rupanya tidak berpihak kepada mereka. Entah bagaimana bisa para penjahat itu bisa lolos dari mereka yang sudah mengawasi selama 24 jam. Kegagalannya kali ini meringkus komplotan Endrivosky membuatnya sangat terpukul apalagi komplotan itu telah melukai gadis yang sangat dicintainya.

Lelaki itu sudah mabuk tetapi tetap memaksa minum walaupun bartender sudah mengingatkannya sebelumnya untuk berhenti tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa jika pengunjung barnya ngotot dan tidak mengindahkan teguran mereka.

Lelaki tersebut hendak menenggak habis isi gelasnya yang entah sudah keberapa ketika sebuah tangan menahannya. Lelaki itu menatap marah ke orang yang mengambil gelas birnya dan bermaksud mengambil kembali minumannya tetapi orang itu tetap menahannya dan mendekatkan mulutnya ke telinga lelaki tersebut dan membisikkan sesuatu. Lelaki itu menatap lawannya tidak percaya dengan apa yang didengarnya dan ia tidak mendapatkan keraguan tapi kebenaran dari mata lelaki setengah baya didepannya. 


***<<<<>>>***



TBC

Note : gak ada picu2x coz inetnya gak dukung, klo kependekan mianhae

12
Mamiii...gomawo sudah penuhin request kita finalin nih ff cumannn satu aja mi kurangnya....kurang ono noh... [huglove] [huglove].. [rofl] [rofl]

30 hari pertemuan mereka memang sudah mengubah ke dua insan berlainan jenis itu tapi moso harus nunggu 30 hari lagi buat yakinkan keputusan tuk masa depannya sih...

Dasar nih mh maksud  mo romantis tapi ngelamar kok dikuburan sih ya ngacirlah hs  [rofl] [rofl] [rofl]
not request kalian, tp emang dah niat semula tuk tamatin ff ini [laughing] [laughing] Hface Hface kurang opo [what] ga ngerti whistling whistling

30 hari tuh waktu buat para pembaca tuk nentuin nasib lead ff ini [hmpfh] [hmpfh] lamaran mh tuh luar biasa tau,, lain dr yg lain [laughing] [laughing]

yee si mami kura2x dalam perahu deh...
jadi intinya kita readers di suruh berimajinasi nih tuk akhir ff ini kemana gitu bagi yg otp mh-hs ya bayangin aja mereka nikah trus bagi yang suka hs-sm juga gt karena mh blabla setelah 30 hari mk hs akhirnya sama sm dan nikah trus punya anak...

13
Regular Fanfic / Re: * Bag Scandal * ~spoiiiii~
« on: March 28, 2012, 08:18:36 pm »
hadeuh Min Ho [head break] [head break] inget woy di rumah sakit masih bisa pikiran mesum [head break] [head break] udah ampe buka baju hyesun [drool] [drool] [on] [on] dan gw makin yakin kalo minong blom sepenuhnya cinta ama hyesun tp masih nafsu [guns] [guns].

mungkin ada baiknya kalo min ho dan hye sun berpisah sejenak untuk menjernihkan pikiran mereka masing-masing dan soal rahasia yang mereka simpan masing-masing. tapi perpisahan ini gw jamin bakalan jadi kerinduan mereka nantinya semakin menguatkan cinta diantara mereka dan tidak ada lagi penghalang buat keduanya. baik dari musuh2 yang ga jelas juntrungannya sama dari keluarga hyesun sendiri terutama appa hye sun yang agak menyalahkan minho atas kejadian yang menimpa hyesun.
 semoga semuanya cepet terselesaikan dan minsun cpetan married kasian juga ama minho yang udah ga bisa nahan nafsunya kalo deket2 hyesun [hmpfh] [hmpfh]

 [rofl] [rofl] napa lo san, mencak-mencak sama mh, dari awal baca aku bingung mobalas komentmu pas buka lagi hari ini baru ngeh ternyata lo salah paham di rs itu bukan mh yang buka baju hs tapi hs lagi ganti baju dan mh lihat trus gitu deh mana ada kucing diam liat ikan asin nganggur  [hmff] [hmff]

perpisahan mereka bakal terjadi gaknya baca aja lanjutannya ya klo gak ada halangan aku post entar siang lagi aku edit

14
Mamiii...gomawo sudah penuhin request kita finalin nih ff cumannn satu aja mi kurangnya....kurang ono noh... [huglove] [huglove].. [rofl] [rofl]

30 hari pertemuan mereka memang sudah mengubah ke dua insan berlainan jenis itu tapi moso harus nunggu 30 hari lagi buat yakinkan keputusan tuk masa depannya sih...

Dasar nih mh maksud  mo romantis tapi ngelamar kok dikuburan sih ya ngacirlah hs  [rofl] [rofl] [rofl]

15
Regular Fanfic / Re: * Bag Scandal * ~spoiiiii~
« on: March 27, 2012, 09:58:22 pm »
sptnya gw blum sesai baca chp yang lalu [sweat] [sweat] [sweat] mian sis amirrr, sekrg gw baca,, tungguin komen gw ya Hface Hface Hface

Siiip dehmii, aku tunggu tapi menurutku sendiri sih agak melenceng dari cerita semula gara2x dianggurin hampir or lebih ya* setahun moga aja gak bikin alurnya jadi hancur deh...

FF mami aja buanyak yang belum sempat aku baca lagi senang baca novel nih apalagi dapat gratis dari download n bisa baca via hp jadinya jarang mampir ke CM

Pages: [1] 2 3 ... 41