Author Topic: SESOSOK - Minsun Short Story  (Read 1945 times)

Offline minyounglee

  • Admin
  • Junior
  • *****
  • Posts: 165
    • View Profile
SESOSOK - Minsun Short Story
« on: January 15, 2012, 07:20:16 am »
SESOSOK

By Minyounglee

Cerita kecil ini ditulis menjelang subuh, seperti tulisan-tulisanku lainnya. Dan ceritanya dipersembahkan untuk Moow, yang dengannya lah aku berceloteh ketika tengah menulis ‘Sesosok’. Selamat membaca!


Kami duduk berdampingan pada kedua sofa rotan bulat yang memenuhi balkon kecil apartemenku. Langit sedang senang, lihat saja cahaya manis dari taburan bintang-bintang. Kuhembuskan helaan nafas kagum, kemudian berpindah pandang menatap wanita di sebelahku sana.

Cantik. Mata bulatnya kini tertutup, seakan ia menikmati embusan pelan angin sepoi. Tetapi kutahu ia kedinginan, rona kedua pipinya mengatakan kejujurannya. Bagaimana tidak? Ia telanjang dibalik jubah mandi suteranya.

“Sayang, ayo kita masuk,” bujukku lembut.

Ia menggeleng. Matanya terbuka dan berkedip. Ketajaman dan kecerdasan dari pandangan mata itu tak pernah gagal memanggil segenap kekagumanku.

“Belum, suasananya indah,” jawabnya gamblang. Ia membasahi bibir lalu memandang lurus-lurus hamparan langit malam diatas kami. Sekilas suara transportasi terdengar, kota hampir tertidur, lagipula ini sudah lewat tengah malam sehingga tak banyak orang berkeliaran.

Aku membiarkan ia termenung kembali. Kami diliput kesenyapan yang menenangkan. Kuputuskan, kalau ada wanita paling tepat yang akan mengisi seluruh penjuru kehidupanku hingga tua nanti, dialah orangnya. Kurasakan sejumput senyum simpul menarik bibirku. Tak habis pikir, aku bisa sebegini bersyukurnya atas kehadiran seseorang dalam hidupku.

Jikalau suasana ini indah baginya…, bagiku keindahan sejati itu adalah dirinya. Aku mampu menatap sosok serupawan malaikat ini berjam-jam bahkan berhari-hari tanpa didera kebosanan. Aku terkagum, aku terpikat, hatiku benar-benar habis tak bersisa diambilnya. Wanita ini telah mencuri setiap inci dari ruang hatiku dan tak kupungkiri kuberikan semua untuknya dengan mudah. Bagaimana tidak ketika, bibir seksi itu menyihir kewarasanku, jemari mungilnya membelai rambut hitamku, sementara suaranya yang mengairahkan berbisik ‘I love you, darling.’. Aku semakin terjatuh pada lubang tak berdasar, dahulu kunamakan lubang itu cinta, namun seiring berjalannya waktu tak ada kata yang dapat menamakan perasaanku terhadapnya.

Aku menyilangkan lenganku dalam upaya menghangatkan tubuh. Aku tak berpakaian kecuali seonggok jins belel yang membalut kaki panjangku. Orang-orang mungkin berpikir, pria waras mana yang mau bertelanjang dada pada bulan Januari saat Seoul sedang dingin-dinginnya. Namun, inilah caraku satu-satunya untuk menjaga akal sehat selama aku bersamanya. Atau kemungkinan lain adalah kami takkan berada disini menikmati kehadiran satu sama lain, melainkan diatas kasur sampai pagi menjelang sambil sibuk mendesah nikmat.

Wanitaku sangat sibuk akhir-akhir ini, sibuknya menghalahkan presiden. Terkadang ia tak pulang, kami bahkan belum bertemu seminggu terakhihr sesungguhnya.

Dalam kesadaran yang minim, aku bangkit sebab terpaan anginnya semakin menjadi. Aku berjongkok dihadapannya dan tersenyum hangat sembari mengeluskan punggung tanganku pada pipinya. Ia sudah setengah tertidur, kelopak matanya tertutup tak sadar.

“Hye-Sun.”

Susah payah ia membuka mata, aku tahu ia kelelahan, Hye-Sun baru datang lima belas menit sebelum tengah malam tadi.

“Hai, pangeran, maaf aku loyo,” balasnya, tawa kecil terlepas dari mulut Hye-Sun.

“Shhh.” Aku menyuruh ia diam, membawa tubuh mungil itu kedalam pelukanku dan mengendongnya. Pekik kaget Hye-Sun sempat terdengar, tetapi aku menghiraukannya, kami sudah melakukan lebih jauh daripada sekedar menggendong.

“Hmmm…” Hye-Sun bergumam senang sewaktu aku membawanya kedalam apartemen, dimana udara hangat berangsur menyelimuti kulit kami yang meremang. Aku mendorong pintu kamar tidur utama yang tak sepenuhnya ditutup, ruangannya gelap kecuali sinar bulan yang mengintip dari balik jendela raksasa di sisi kanan kamar. Langkah kakiku melambat di samping tempat tidur dan berhati-hati membaringkan tubuh Hye-Sun pada permukaan empuknya.

“Trims,” gumam Hye-Sun, ia mencari-cari guling dan boneka beruang berpita yang kuberikan saat tahun baru.

Aku terkekeh parau, oh Tuhan, mahluk ini sangat seksi. Aku tak dapat melayangkan pandanganku dari tubuhnya yang kini mulai berbaring tenang dengan mata terpejam sesudah memeluk boneka beruang.

“Min-Ho,” panggilnya dengan suara lesu yang hampir tak terjamah telinga.

“Ya?”

“Kenapa kau masih berdiri diam disitu?” tanyanya heran, tapi aku lebih heran dibuatnya karena Hye-Sun dapat menerka apa yang sedang kulakukan dengan mata terpejam.

“Mengagumimu?”

Hye-Sun tertawa tanpa membuka matanya, aku hafal betul saat Hye-Sun terlampau lelah ia takkan lagi membiarkan matanya terbuka sedikitpun. “Aku tersanjung. Maukah kau berbaring juga? Aku menyanyangi baby bear nya, tetapi si kecil ini tak bisa berbicara dan menyanyikan lagu penghantar tidur sepertimu,” pintu Hye-Sun, sekarang mata sayunya menatapku penuh harap.

“Apapun untuk kekasih manisku,” aku menjawab, menyalipkan sedikit nada nakal yang disukainya. Setelah aku berbaring bersamanya, Hye-Sun perlahan meringuk diatas dada bidangku…, aku menyambut wanita itu lalu bolak-balik mengusap rambut halusnya yang dipangkas pendek karena tuntutan peran. Kami sejenak terdiam puas…, puas dengan bagaimana kami adanya pada detik ini.

“Min-Ho.”

“Ya?”

“Maukah kau menyanyikan sesuatu?”

“Lagu apa?”

“Lagu yang mengambarkan perasaanmu saat ini.”

Sesaat setelah Hye-Sun menyampaikan kemauannya, sebuah lagu muncul begitu saja menggenangi benakku. Lagu yang berjudul Milk Tea. Aku sangat menyukai lagu tersebut, lagu yang menurutku bak cermin dari hubungan romansa kami selama tiga tahun ini.

’I'm sorry’… Why can't I say it naturally, I wonder?... ‘Thanks’… The truth is, that's what I'm always thinking… I'm no good at speeches, I'm tall… I wonder if you don't like those things about me?... I wonder if you'll grow to like them?

“Oh ya, aku sangat menyukainya. Aku tergila-gila pada setiap senti tubuhmu, hatimu, jiwamu, pikiranmu” bisik Hye-Sun, memberi kecupan-kecupan manis diatas dada telanjangku.

Aku melanjutkan lagu itu, berusaha melawan gairah yang tersulut, “I want to love you, I want to see you… That's what I'm shouting out in my heart, right now… I dream of tomorrow in which I am loved by you… All of my heart is already yours…It's only yours!

‘You idiot’… Sometimes you smile and scold me with that… ‘Give it your best’… You really do encourage me… Because you know that, I've had loves that have been sad ones…Will you be kind to me, I wonder?

Hye-Sun tertawa disela sendat tangis, airmatanya mulai membasahi ceruk leherku. Ia benar-benar sensitif akhir-akhir ini, kuputuskan itu pengaruh dari kesibukannya yang gila. Aku merangkul pundaknya erat-erat kemudian menghapus airmatanya sambil meneruskan bait terakhir lagu, “I want to love you, I want to see you… That's what I'm shouting out in my heart, right now… I dream of tomorrow in which I am loved by you… All of my heart is already yours… It's only yours! Saranghae, Gu Hye-Sun, saranghae...”

Itu benar, aku mencintai wanita ini, memujanya setengah mati…

Bibirku bertemu dengan bibirnya, menghentikan isakan itu dengan sebuah ciuman yang awalnya perlahan dan menyeluruh. Aku memposisikan tubuh kecilnya dibawahku sementara ciuman kami berubah liar…, semakin menuntut satu sama lain.

“Aku menginginkanmu,” desahnya di mulutku. Dari caranya menyatakan hal itu, aku tahu ia tak hanya semata-mata mengingini tubuh fisik, tetapi juga hati dan jiwaku. Aku disini menyadari bahwa lebih dari segalanya di dunia, keinginan wanita ini lah yang hendak mati-matian kupenuhi apapun resikonya.

“Aku… tahu,” kataku parau, kata-kataku tumpang tindih. Seluruh fokus berada pada libido yang kini mengendalikan tanganku. Setelah menyingkirkan jubah mandi suteranya, tangan itu menjelajahi lekuk-lekuk pada tubuh Hye-Sun, tubuh yang tenaganya dikuras habis-habisan tiap hari berselang, dan fakta sederhana tersebut memancing kemarahanku. Malam ini, aku bersumpah akan memanjakan tubuh itu dan menawarkan seluruh kenikmatan yang dapat kuberikan.

“Sayang… Cantik, sangat cantik,” godaku…, tak lupa memberikan sentuhan-sentuhan di setiap titik sensitif pada tubuhnya yang membuat wanita itu meneriakkan namaku. Aku tergila-gila terhadap teriakannya yang menyebutkan namaku…, aku begitu tergila-gila sehingga aku tak berhenti bermain-main dengan tubuhnya sampai ia terpekik memohon, kuku-kukunya tertancap diatas punggungku. Aku terpaksa bangkit sejenak untuk menanggalkan celana jinsku, tak lagi peduli apakah resletingnya akan rusak atau tidak, lalu aku melemparnya melayang entah kemana. Aku kembali dan segera menyatukan tubuh kami. Hye-Sun bergerak liar dibawahku, aku tak lebih sabaran daripadanya dengan irama percintaan kami yang semakin tergesa-gesa menuntut pelepasan. Kami meraih puncaknya bersama-sama, sebelum akhirnya tergolek lemah untuk mengatur nafas masing-masing dalam diam, terlalu terpuaskan untuk berbicara.

Beberapa menit berlalu, kami memeluk tubuh satu dengan lainnya, hampir terlelap. Namun, kebahagiaan yang meluap-luap memenuhi segala penjuru perasaanku, dan aku takkan bisa tidur tanpa mengatakan ini kepadanya. Bahkan hari esok tak bisa menunggu.

“Hye-Sun, kau wanitaku. Aku menginginimu bukan hanya malam ini, tetapi pada semua malam dalam hidupku. Aku mau semua anak-anakku bertembuh hanya dalam rahimmu. Aku ingin melihatmu bangun setiap pagi dan terlelap setiap malam disisiku. Aku ingin menemukan helai rambutmu diatas kasurku. Aku ingin mencium aroma sabunmu dalam kamar mandiku. Aku ingin menemukan pakaianmu diantara pakaianku. Aku ingin kita menikah dan bercinta dengan liar sepanjang malam. Kau tak tahu betapa aku sangat mengingini semua itu, manis. Dahulu aku mengira semua ini cinta, tetapi sekarang bahkan tak ada kata yang mampu menggambarkan perasaanku terhadapmu,” bisikku lirih.

“Aku tahu karena aku merasakan hal yang sama,” balasnya dengan mata terpejam, siap untuk terbang ke alam mimpi nun jauh.

Dan aku tak bisa lebih bahagia, mendapatkan balasan seperti itu dari sosok wanita yang teramat kucintai. Sesosok sehidup sematiku, itulah dia…

 

 

END
"One of my top escapades is to dive through this infinite world of imagination." - Me

Just tweeting...

Share on Facebook Share on Twitter


Offline Amira

  • Police
  • Senior
  • *****
  • Posts: 613
  • Location: East kal
    • View Profile
Re: SESOSOK - Minsun Short Story
« Reply #1 on: January 15, 2012, 06:57:57 pm »
 [smiley-dance013] [smiley-dance013] pertamax...
Minyyyyy...bogoshipo  [hug]  [huglove] , lama gak bersua...
Apa kabarnya say ?
Senengnya bisa baca tulisan miny lagi.
Setelah kabar yg tidak menyenangkan itu jadi tambah gak semangat nulis tapi baca tulisan Miny jadi semangat lagi  [hmpfh] [hmff]
Tuk author semangat ya nulisnya keluarkan semua imajinasinya *memacu diri sendiri*

Offline endree_noona

  • Admin
  • Hero
  • *****
  • Posts: 1713
  • ^True ♥ Never Runs Smooth^
  • Location: heroes city ^^
    • View Profile
Re: SESOSOK - Minsun Short Story
« Reply #2 on: January 15, 2012, 08:12:22 pm »
Bleeeeeeeeeeeeeeeeeeehhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh baru baca and I LOVE IT SOOOOOOO MUCHHHHHHHH  [lovestruck] [lovestruck] [lovestruck] [lovestruck] [lovestruck]

Ada kata yang lebih mendalam lebih daripada cinta how sweet that  [lovestruck] [lovestruck] [lovestruck] berharap ini semua kenyataan amin keep strong minsun till the end of time  [smiley-gen013] [smiley-gen013] [smiley-gen013]

lanjut bleeehhhh ditunggu yang lainnya  [hmpfh]

And if that love was true... When you love someone It will all come back to you. Coz we are MINSUN family ^^

Offline My My

  • Junior
  • **
  • Posts: 165
    • View Profile
Re: SESOSOK - Minsun Short Story
« Reply #3 on: January 15, 2012, 10:01:00 pm »
so sweeeeeeetttttttt Emoticons0425 Emoticons0425 Emoticons0425
salam kenal minyounglee sista [AddEmoticons04257] [AddEmoticons04257] [AddEmoticons04257]
semoga kisah ini gak jauh beda dari kenyataan Emoticons0423 Emoticons0423 Emoticons0423
MINSUN Couple Forever [AddEmoticons04246] [AddEmoticons04246] [AddEmoticons04246]

Offline vhia_minsuners

  • Full
  • ***
  • Posts: 411
  • saranghae MinSun.... saranghae Joondi...
    • View Profile
Re: SESOSOK - Minsun Short Story
« Reply #4 on: January 16, 2012, 09:54:39 am »
MANIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIISSSSSSSSSSS...........
SANGAT MANISS Bleh......

 Emoticons0425 Emoticons0425 Emoticons0425 Emoticons0425 [AddEmoticons04246] [AddEmoticons04246] [AddEmoticons04246] [AddEmoticons04246] [AddEmoticons04246] [AddEmoticons04246] [AddEmoticons04246]


kissing you baby... muaaaccchhh ^^

Offline chizumi

  • Junior
  • **
  • Posts: 132
    • View Profile
Re: SESOSOK - Minsun Short Story
« Reply #5 on: January 18, 2012, 01:07:57 am »
speechless.. that's so sweettt...  Emoticons0425
 [AddEmoticons04246] perfect couple

iiuuu

  • Guest
Re: SESOSOK - Minsun Short Story
« Reply #6 on: January 26, 2012, 12:32:43 am »
keren bgd miny saem...

ayo ayo buat lg..lol

younee

  • Guest
Re: SESOSOK - Minsun Short Story
« Reply #7 on: January 30, 2012, 08:53:16 pm »
Wuaaaaah ini bagus banget sista..
Dilanjutin ya..
salam kenal sbelumnya..

Offline dafa yuvi

  • Junior
  • **
  • Posts: 202
  • love is trust
  • Location: surabaya
    • View Profile
Re: SESOSOK - Minsun Short Story
« Reply #8 on: February 03, 2012, 09:11:29 pm »
 [lovestruck] [lovestruck] disini baca lagi setelah di notemu juga.  punk abis ceritanya upz salah, maksudnya romantis tingkat dewa, :')

iiuuu

  • Guest
Re: SESOSOK - Minsun Short Story
« Reply #9 on: March 18, 2012, 06:35:45 pm »
SAEM... SUKA BANGEETTT....^^