Chapter 2
“cepat mandi sana. Palli palli!!! Nanti kuceritakan.” Perintah hyun jae.
“aaaaaakkkkhhh kau ini mengganggu saja. Aku masih ngantuk tau, jam 4 tadi aku baru pulang selesai melakukan operasi.” Jawab joon sang sambil beranjak dari ranjangnya.
“itu kan sudah tugasmu.” Jawab hyun jae santai.
20 menit kemudian
Joon sang sudah rapi. Memakai kaos biru dan celana coklat santai. “bagaimana kabar mu dan gadis barumu?” tanya joon sang sambil mengambil selembar roti sarapannya.
“baik, kali ini aku ingin serius dengannya. Saat bersamanya duniaku seakan lebih indah dan lebih berarti. Kau sendiri bagaimana? 1 tahun kutinggalkan rasanya tetap tak ada perubahan.”
“hahaha... ya seperti inilah. Untuk saat ini pasien-pasienku lebih membutuhkanku.”
“bukankah dari dulu juga begitu? Ciiiihh alasan klasik. Cepatlah cari seorang yeojachingu!” saran hyun jae dengan raut serius.
Selama 4 tahun kuliah joon sang tak pernah sekalipun melirik seorang yeoja. Beda dengan hyun jae yang sudah terkenal dengan predikat playboy. Joon sang benar-benar ingin fokus pada kuliahnya. Ya, alasan yang sama ketika saat SMA dulu juga begitu sehingga dia mungkin adalah satu-satunya pria tampan yang belum pernah berpacaran.
Setelah lulus sarjana, joon sang mengambil spesialis bedah jantung dan hyun jae memutuskan untuk mengambil S.2 management di korea. Sekalian dia belajar menggantikan ayahnya di perusahaan.
“nanti juga pasti aku dapatkan. Santai saja.”
“joon,, paman ingin aku menjemputmu. Beliau takut kau menghindar lagi.”
“aku tak pernah menghindar, hanya saja dulu sayang kalau beasiswanya dilepaskan begitu saja. Dan untuk saat ini, aku rasa memang sudah waktunya untuk pulang.” Oceh joon sang sambil menerawang dan tersenyum hangat pada hyun jae.
Incheon Airport
“koreaaaaaaaa i’m here.” Teriak joon sang melalui jendela mobil yang mengingatkan hyun jae akan kelakuannya 5 tahun yang lalu saat lulus SMA.
“heeeeiiii, pak dokter jika kelakuanmu seperti itu nanti pasienmu kabur semua.” Tegur hyun jae. “mana mungkin pasien-pasien itu meninggalkan dokter yang sangat tampan ini. Jika itu terjadi, mereka pasti akan menyesal seumur hidup” ujar joon sang dengan Pdnya.
“aigo aigo aigo, kau ini.”
“kita ke Berry shop dulu ya, aku mau beli cd film untuk kencanku besok malam. Lagipula sekarang kan masih sore. Bagaimana kalau jalan-jalan dulu?” ajak hyun jae.
“baiklah.”
Berry shop
Ae rin, ra im dan chae eun tengah sibuk dengan film-film yang ingin mereka beli. Setidaknya mereka kan juga butuh hiburan ditengah-tengah kesibukan belajar mereka untuk menghapi ujian akhir sekolah. Ra im dan chae eun memutuskan membeli beberapa film romantis untuk mereka tonton bersama pasangan mereka saat kencan nanti. Nah lo.. man ae rin? Ae rin tak usah di tanya lagi. Pasti dia berada di kumpulan cd lagu-lagu. Mendengarkan lagu The Beatles “I Will” sambil menutup matanya merupakan kebiasaan yang tak dapat ditinggalkannya.
“eonni beli berapa film?” tanya ra im pada chae eun. “ aku rasa 2 saja sudah cukup.” Jawab chae rin dengan tersenyum hangat.
“ini ada 5 film eon yang aku suka? Tapi apa oppa akan suka juga ya? Nanti kalau dia tidak suka bagaimana? Kalau dia merasa bosan bagaimana? Eonni... aku tak sanggup jika harus berpisah dengan oppa.” Oceh ra im yang sukses membuat kepala chae eun nyut-nyutan.
“tenang saja. Hyun jae sunbae pasti suka. Kalau tidak suka ya tinggal ganti film saja. Mudah kan.” Saran chae eun dengan wajah menenangkan.
“ne, eonnie memang yang terbaik. Gomawo.”
“cheonmaneyo. Mana ae rin ya?” tanya chae rin sambil mengedarkan pandangan ke seluruh isi toko.
“pasti sedang mendengarkan lagu, eonni seperti tidak mengenal ae rin saja.”
“ya, kau benar. Aiiiisssshh, benar-benar tak ada kata bosan. Padahal dia kan sudah memiliki lagu itu.”
“biarkan saja eonni, kacha kita bayar dulu baru nanti kita panggil ae rin.”
Hyun jae dan joon sang sudah berada di dalam barry shop. Hyun jae kini mencari film romantis kesukaan ra im. sedang joon sang berada di deretan cd lagu-lagu barat. Dia tertegun ada seorang gadis berseragam SMA tengah memejamkan mata sambil menikmati alunan lagu yang terdengar dalam headfone toko tersebut. Gadis itu seakan memiliki dunianya sendiri, amat tenang dan begitu menikmati. Joon sang hanya dapat memandangnya lembut sambil tersenyum. Perasaannya ikut damai saat mencermati paras cantik di depannya itu. Cie cie
Saat hyun jae tengah memilih film ternyata di sampingnya ada 2 orang gadis yang sedang bingung harus memilih cd yang mana saja. Takut-takut kalau kekasihnya tidak menyukai film yang ia pilih. Hyun jae mencoba mencuri dengar apa saja yang tengah dibicarakan 2 gadis itu sambil tersenyum simpul dan salah satu dari gadis itu memang kekasih hatinya. Pantes aja jadi kepo banget. Hihihi
Saat 2 gadis itu akan baranjak membayar, hyun jae menghadangnya dan langsung memeluk kekasihnya Jung ra im. dan ra im begitu terkejut dengan perlakuan hyun jae itu.
“baby i miss you.” Ujar hyun jae sambil memeluk erat ra im. “op.. oppa,kenapa oppa ada disini? Katanya kemarin ke Amerika? Oppa lepaskan, malu tau.”
Hyun jae melepaskan pelukannya. “aku ini baru dari airport, karena masih sore ya sudah aku putuskan untuk beli cd film dulu untuk kencan kita besok. Ouwh chae eun-a, annyong.” Cerita hyun jae tanpa melepas rangkulan pundaknya pada ra im.
“ne, annyong hyun sunbae.” Sapa chae eun kembali.
“kalian hanya berdua saja? Biasanya bertiga kan?” tanya hyun jae karena tak melihat sahabat kekasihnya yang satu lagi. Goo ae rin.
“dia ada kok oppa, itu sedang mendengarkan lagu.” Tunjuk ra im ke arah ae rin.
Dan tak di sangka hyun jae juga melihat joon sang yang tengah memperhatikan ae rin sambil tersenyum. Dalam hati, hyun jae merasa bahagia karena baru kali ini joon sang membuang waktunya hanya untuk memandangi seorang gadis dengan tatapan yang berbeda. Apa mungkin anak itu jatuh cinta? Pertanyaan itulah yang terus berputar-putar di otak hyun jae.
“waaahh siapa lelaki yang di samping ae rin itu? Jangan-jangan dia mau menculik ae rin. Lihat dia tidak berkedip sekalipun.” Cerocos ra im takut ada apa-apa pada sahabatnya itu
“tapi dia cukup tampan kan?” bisik hyun jae pada ra im.
“bagiku yang paliiiiiing tampan di dunia ini hanya oppa seorang.” Bela ra im
“aigo kalian ini. Kacha palli kita selamatkan ae rin.” Ajak chae eun sambil menarik tangan ra im.
“hei ajusshi.. kau mau menculik teman kami ya?” tuduh ra im.
“a.. aa.. aniyo. Kau ini jangan asal tuduh.” Jawab joon sang.
“daritadi mempelototi teman kami seakan kau mau memakannya kau kira aku percaya kalau kau orang baik-baik saja.” Ra im kembali mengoceh. Dan hyun jae yang ada di belakang ra im hanya diam saja sambil cengar cengir gj.
Ae rin yang dikira sebagai korban malah diam saja dengan wajah polos tanpa dosa.
“ra im, chae eun kalian sudah selesai? omo, ada hyun sunbae. Annyong!” sapa ae rin dengan ramah.
“ne, annyong.” Balas hyun jae.
“ae rin, gwenchanayo? Kau tak di apa-apakan? Lihat.. diaaa baru saja mau menculikmu.” Ra im kembali menunjukkan sikap protectifnya pada ae rin.
“omo omo.. jeongmalyo?” ae rin sangat terkejut dan takut.
“bukan.. bukan begitu.. aigooo.. aaaiiiissshhh (sambil mengacak rambutnya frustasi) aku tidak berniat menculik temanmu ini nona. Nona sungguh aku bukan pria yang seperti itu. Nona percayalah padaku.” Ujar joon sang sambil memegang tangan ae rin.
Tbc.....
mohon komennya yaaaa..... gomawo!!!!!